English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


.: SELAMAT DATANG DI BLOG TENAGA PENYULUH LAPANGAN STMI :.
Photobucket

Sekilas Info


Tenaga Penyuluh Lapangan merupakan salah satu
Program Beasiswa D3 Kementerian Perindustrian RI
yang dititipkan di 8 sekolah tinggi dan akademi
di bawah KEMENPERIN RI.

Program Beasiswa ini telah berjalan sejak
tahun 2007 hingga sekarang,dan akan melahirkan
lulusan pertama di tahun 2010 dengan gelar
Ahli Madya (A.Md).

Mahasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan adalah siswa
SMA,SMK yang lulus seleksi dengan rangking 1-10
yang berasal dari sabang sampai merauke baik kota
kabupaten hingga propinsi.

Melalui program ini diharapkan dapat membantu IKM
yang ada di daerah masing-masing.

Dan untuk itu dibutuhkan dukungan dan masukan dari
segala kalangan.

Saya selaku pengelola mengucapkan terima kasih.


Jakarta - Produksi kakao olahan dalam negeri diprediksikan akan mengalami kenaikan pada tahun 2014 sebesar 70 persen dari tahun ini yang hanya sebesar 180 ribu ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Sindra Wijaya mengatakan, produksi kakao yang sebesar 180 ribu ton pada tahun ini dihasilkan oleh 15 produsen kakao, dengan utilisasi produksi rata-rata pabrik di bawah 23 persen.
"Rata-rata produksi pabrik kakao olahan di atas 10 persen, hanya sekira empat perusahaan sisanya di bawah 10 persen dari total kapasitas terpasang,” ucap Sindra, di Jakarta, Kamis (16/12/2010).
Menurut Sindra, peluang untuk mengembangkan kakao olahan di Indonesia masih terbuka. Pasalnya, kata dia, permintaan akan kakao olahan terus mengalami peningkatan sebesar dua sampai empat persen atau sekira 60 ribu-120 ribu ton per tahun.
The International Cocoa Organization (ICCO) mencatat, konsumsi kakao dunia pada tahun 2011 akan mencapai 4,096 juta ton dengan produksi mencapai 4,046 juta ton. "Masih ada kekurangan yang dapat diisi oleh produsen Indonesia," ujar Sindra.
Sementara itu, Sindra menuturkan, peluang ekspor kakao olahan juga masih terbuka untuk negara-negara tujuan seperti India dan China, yang memiliki jumlah penduduk tidak sedikit. “Peluang yang masih bisa diraup sekira 7,5 juta ton per tahun,” kata dia.
Kendati demikian, Sindra menilai masih ada beberapa hal utama yang perlu diperbaiki, yakni masalah infratruktur pendukung seperti listrik, gas, jalan dan pelabuhan, serta konsistensi pemerintah dalam menerapkan bea keluar (BK) kakao.
Selain itu, Sindra menambahkan, dibutuhkan juga dukungan perbankan dari segi pembiayaan. Pemerintah, sambungnya, harus membuat program peningkatan konsumsi kakao dalam negeri.

Sumber: Economy.okezone.com, 16 Desember 2010

by tplstmi Jumat, 17 Desember 2010

0 komentar

Posting Komentar

Artikel yang berkaitan




Sekolah Tinggi Manajemen Industri
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
Jakarta 2009
Genggamlah Duniamu dan Berjuanglah Bersama